Saturday, February 23, 2013

Komponen Abotik (IPA)

Abiotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang tidak hidup (benda-benda mati). Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak hidup. Secara terperinci, komponen abiotik merupakan keadaan fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk menunjang berlangsungnya kehidupan organisme tersebut.Beberapa contoh komponen abiotik adalah air, udara, cahaya matahari, tanah, topografi ,dan iklim.
Tanah, air, udara, dan bebatuan merupakan contoh komponen abiotik
Air
Hampir semua makhluk hidup membutuhkan air. Karena itu,air merupakan komponen yang sangat vital bagi kehidupan. Sebagian besar tubuh makhluk hidup tersusun oleh air dan tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air. Meskipun demikian,kebutuhan organisme akan air tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan ketersediaan air di suatu daerah, tidak sama antara daerah satu dengan yang lainnya.
Hal ini juga akan mempengaruhi cara hidup organisme yang ada di daerah-daerah tersebut. Misalnya hewan yang hidup di daerah gurun akan memiliki kapasitas penggunaan air yang relatif sedikit sebagai penyesuaian terhadap lingkungan hidupnya yang miskin air. Berbagai jenis tumbuhan yang ada juga beradaptasi dengan keadaan tersebut, salah satunya dengan membentuk daun yang tebal dan sempit sehingga mengurangi penguapan, contohnya adalah tumbuhan kaktus.
Udara
Udara sangat penting bagi kehidupan di bumi ini.Oksigen yang kita gunakan untuk bernapas atau Karbondioksida yang diperlukan tumbuhan untuk berfotosintesis juga berasal dari udara. Bahkan bumikita pun dilindungi oleh atmosfer yang merupakan lapisan-lapisan udara.
Cahaya matahari
Keadaan udara di suatu tepat dipengaruhi oleh cahaya matahari,kelembaban, dan juga temperatur (suhu). Intensitas cahaya matahari yang diterima oleh suatu daerah akan mempengaruhi kelembaban atau kadar uap air di udara. Selain itu, cahaya matahari juga menyebabkan peningkatan suhu atau temperatur udara. Adanya perbedaan temperatur menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara, sehingga udara mengalir atau bergerak membentuk angin. Kesemuanya memberikan pengaruh bagi organisme.
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama semua makhluk hidup, karena dengannya tumbuhan dapat berfotosintesis. Sedangkan keberadaan uap air di udara akan mempengaruhi kecepatan penguapan air dari permukaan tubuh organisme. Organisme yang hidup di daerah panas (suhu udara tinggi dan kelembaban rendah) akan berupaya untuk mengurangi penguapan air dari dalam tubuh, misalnya onta yang merupakan hewan khas padang pasir. Sedangkan beruang kutub,karena hidup di lingkungan yang sangat dingin, beradaptasi dengan memiliki rambut yang tebal.
Selain perbedaan suhu udara juga bisa menimbulkan angin, yaitu aliran udara akibat perbedaan tekanan. Sehingga organisme akan menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Contohnya pada tumbuhan. Tumbuhan yanghidup di daerah dengan angin yang kencang, daerah pantai misalnya,membentuk sistem perakaran yang kuat dan batang yang elastis supaya tidak mudah patah ketika diterpa angin. Contohnya jenis tumbuhan tersebut adalah cemara udang.
Tanah
keberadaan suatu ekosistem juga dipengaruhi oleh kondisi tanah.Bila bumi kita ini hanya berisi batu dan logam, tanpa ada tanah maka kita tidak akan menjumpai berbagai jenis tumbuhan dan organisme lainnya.Tanah merupakan tempat hidup bagi berbagai jenis organisme, terutama tumbuhan. Adanya tumbuhan akan menjadikan suatu daerah memiliki berbagai organisme pemakan tumbuhan dan organisme lain yang memakan pemakan tumbuhan tersebut. Coba kalian bandingkan tanah yang subur dengan tanah yang tandus. Kualitas tanah bisa dilihat dari derajat keasaman (pH), tekstur (komposisi partikel tanah), dan kandungan garam mineral atau unsur haranya.

Topografi
Topografi adalah letak suatu tempat dipandang dari ketinggian di atas permukaan air laut (altitude) atau dipandang dari garis bujur dan garis lintang (latitude). Topografi yang berbeda menyebabkan perbedaan penerimaan intensitas cahaya, kelembaban, tekanan udara, dan suhu udara, sehingga topografi dapat menggambarkan distribusi makhluk hidup.
Sedangkan iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata di suatu tempat yang luas dalam waktu yang lama (30 tahun), terbentuk oleh interaksi berbagai komponen abiotik seperti kelembaban udara,suhu, curah hujan, cahaya matahari, dan lain sebagainya.Iklim mempunyai hubungan yang erat dengan komunitas tumbuhan dan kesuburan tanah. Contohnya adalah di daerah yang beriklim tropis, seperti Indonesia, memiliki hutan yang lebat dan kaya akan keanekaragaman hayati yang disebut hutan hujan tropis sedang kan di daerah subtropis hutan seperti itu tidak dijumpai.

Matriks (Matematika)

Dalam matematika, matriks adalah kumpulan bilangan, simbol, atau ekspresi, berbentuk persegi panjang yang disusun menurut baris dan kolom. Bilangan-bilangan yang terdapat di suatu matriks disebut dengan elemen atau anggota matriks. Contoh matriks dengan 2 baris dan 3 kolom yaitu
\begin{bmatrix}1 & 9 & -13 \\20 & 5 & -6 \end{bmatrix}.
Pemanfaatan matriks misalnya dalam menemukan solusi sistem persamaan linear. Penerapan lainnya adalah dalam transformasi linear, yaitu bentuk umum dari fungsi linear, misalnya rotasi dalam 3 dimensi.
Matriks seperti halnya variabel biasa dapat dimanipulasi, seperti dikalikan, dijumlah, dikurangkan dan didekomposisikan. Dengan representasi matriks, perhitungan dapat dilakukan dengan lebih terstruktur.
A =
\begin{bmatrix}
a_{11} & a_{12} & a_{13} \\
a_{21} & a_{22} & a_{23} \\
a_{31} & a_{32} & a_{33} \\
\end{bmatrix}
\!

Daftar isi

Operasi dasar

Penjumlahan dan pengurangan matriks

Penjumlahan dan pengurangan matriks hanya dapat dilakukan apabila kedua matriks memiliki ukuran atau tipe yang sama. Elemen-elemen yang dijumlahkan atau dikurangi adalah elemen yang posisi atau letaknya sama.
a_{ij} \pm b_{ij} = c_{ij}\!
atau dalam representasi dekoratfinya

\begin{bmatrix}
{3} & {4} \\
{6} & {5} \\

\end{bmatrix}
\!

\begin{bmatrix}
(a_{11} \pm b_{11}) & (a_{12} \pm b_{12}) & (a_{13} \pm b_{13}) \\
(a_{21} \pm b_{21}) & (a_{22} \pm b_{22}) & (a_{23} \pm b_{23}) \\
\end{bmatrix}
=
\begin{bmatrix}
c_{11} & c_{12} & c_{13} \\
c_{21} & c_{22} & c_{23} \\
\end{bmatrix}
\!

Perkalian skalar

Matriks dapat dikalikan dengan sebuah skalar.
\lambda\cdot A := (\lambda\cdot a_{ij})_{i=1, \ldots , m; \ j=1, \ldots , n}
Contoh perhitungan :
5 \cdot
  \begin{pmatrix}
    1 & -3 & 2 \\
    1 &  2 & 7
  \end{pmatrix}
  =
  \begin{pmatrix}
   5 \cdot 1 & 5 \cdot (-3) & 5 \cdot 2 \\
   5 \cdot 1 & 5 \cdot   2  & 5 \cdot 7
  \end{pmatrix}
  =
  \begin{pmatrix}
    5 & -15 & 10 \\
    5 & 10  & 35
  \end{pmatrix}

Perkalian matriks

Matriks dapat dikalikan, dengan cara tiap baris dikalikan dengan tiap kolom, lalu dijumlahkan pada baris yang sama.
 c_{ij}=\sum_{k=1}^m a_{ik}\cdot b_{kj}
Contoh perhitungan :

  \begin{pmatrix}
    1 & 2 & 3 \\
    4 & 5 & 6 \\
  \end{pmatrix}
  \cdot
  \begin{pmatrix}
    6 & -1 \\
    3 & 2 \\
    0 & -3
  \end{pmatrix}
  =
  \begin{pmatrix}
     1 \cdot 6  +  2 \cdot 3  +  3 \cdot 0 &
     1 \cdot (-1) +  2 \cdot 2 +  3 \cdot (-3) \\
     4 \cdot 6  +  5 \cdot 3  +  6 \cdot 0 &
     4 \cdot (-1) +  5 \cdot 2 +  6 \cdot (-3) \\
  \end{pmatrix}
  =
  \begin{pmatrix}
    12 & -6 \\
    39 & -12
  \end{pmatrix}

Akuntansi

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".[1] Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA), dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik).
Akuntansi modern
Prinsip inti akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem ini meliputi pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu akun, dan satu kredit terkait pada akun lain. Jumlah keseluruhan debit harus selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan memudahkan pemeriksaan jika terjadi kesalahan. Cara ini diketahui pertama kali digunakan pada abad pertengahan di Eropa, walaupun ada pula yang berpendapat bahwa cara ini sudah digunakan sejak zaman Yunani kuno.
Kritik mengatakan bahwa standar praktik akuntansi tidak banyak berubah sejak dulu. Reformasi akuntansi dalam berbagai bentuk selalu terjadi pada tiap generasi untuk mempertahankan relevansi pembukuan dengan aset kapital atau kapasitas produksi. Walaupun demikian, hal ini tidak mengubah prinsip-prinsip dasar akuntansi, yang memang diharapkan tidak bergantung pada pengaruh ekonomi seperti itu.
Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik - sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) - sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 - 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.
Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan pada tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, didalamnya memuat perkataannya, "I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane." John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah "after the forme of Venice".
Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan dalam suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.
Sejarah
Lukisan Luca Pacioli
Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik - sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) - sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 - 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.
Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan pada tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataanya, "I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane." John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah "after the forme of Venice".
Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.
Laporan akuntansi
Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat
[1] untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita di dalam mengelola keuangan.
[2] Untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis laporan, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.
[3] Neraca, adalah suatu daftar sistematis yang memuat informasi mengenai aktiva, utang dan modal suatu perusahaan pada akhir periode tertentu. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam neraca dapat diketahui berapa jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi pemilik yang ada di dalam perusahaan tersebut.
1. Laporan laba rugi, adalah ikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahu laba yang diperoleh dan rugi yang dialami.
2. Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal dapat diketahui sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.
3. Laporan arus kas, dengan adanya laporan ini pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan kas dimasa mendatang.
Pengakuan transaksi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pengakuan transaksi akuntansi
Pengakuan suatu transaksi dalam akuntansi terbagi atas dua basis, yaitu basis akrual dan basis kas. Pengakuan transaksi berbasis akrual adalah pengakuan suatu transaksi pada saat terjadinya suatu transaksi, walaupun uang belum diterima. Sedangkan pengakuan transaksi berbasis kas adalah transaksi dicatat pada saat pembayaran diterima.
Siklus Akuntansi
Perusahaan jasa
Untuk membuat Laporan Keuangan, khususnya perusahaan jasa terdapat delapan langkah, yang dikenal dengan Siklus Akuntansi. kedelapan langkah tersebut adalah
1. Transaksi keuangan
2. Mencatat segala transaksi keuangan, berdasarkan bukti asli transaksi, dalam satu periode akuntansi
3. Membuat Jurnal Umum berdasarkan catatan no.2
4. Membuat Buku Besar
5. Membuat Jurnal Penyesuaian
6. Membuat Laporan Keuangan: Laporan Laba rugi, Neraca, dan Leporan Perubahan Modal
7. Membuat Jurnal Penutup
8. Membuat Neraca Saldo setelah penutupan
Perusahaan dagang
Untuk perusahaan dagang, sebenarnya juga hampir sama tetapi ada tambahan lain. Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Tahap Pencatatan
a. Transaksi (Transaksi Internal dan Transaksi Eksternal)
b. Pengumpulan Bukti Transaksi
c. Mencatat ke dalam Jurnal Umum, Jurnal Khusus dan ke dalam Buku Besar Pembantu
d. Merekapitulasi Jurnal Umum dan Jurnal Khusus
e. Posting ke Buku Besar
2. Tahap Pengikhtisaran
a. Membentuk Neraca Saldo
b. Menyusun Ayat Jurnal Penyesuaian
c. Membentuk Kertas Kerja (Worksheet) dalam bentuk Neraca Lajur
3. Tahap Pelaporan Keuangan
a. Menyusun Laporan Keuangan
b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan Perubahan Modal
d. Laporan Neraca
e. Laporan Arus Kas
1. Menyusun Ayat Jurnal Penutup
2. Membentuk Neraca Saldo setelah Penutupan
3. Menyusun Ayat Jurnal Pembalik

K3LH

Pengertian Kesehatan, keselamatan dan Keamanan ( K3)

Pengertian Kesehatan
Istilah Kesehatan merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
Menurut UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Bab I Pasal 1, yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi.
Individu yang sehat adalah individu yang bebas dari penyakit, cedera, serta masalah mental dan emosi yang bisa mengganggu aktivitas manusia normal pada umumnya.
Sedangkan kesehatan kerja ( occupational health ) atau sering disebut dengan Kesehatan Industri ( Industrial Hygiene ) pada Bab V pasal 23 merupakan upaya kesehatan untuk mewujudkan produktifitas kerja yang optimal meliputi pelayanan kesehatan, pencegahan penyaakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja dan setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
Untukmewujudkan produktifitas kerja diperlukan upaya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri dan masyarakat sekelilingnya.
Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pekerja sesuai dengan jaminan social tenaga kerja dan mencakup upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.
Syarat kesehatan kerja meliputi persyaratan kesehatan pekerja baik fisik maupun psikis sesuai dengan jenid pekerjaannya, persyaratan bahan baku, peralatan, dan proses kerja serta persyaratan tempat atau lingkungan kerja.
Tempat kerja menurut UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. Tempat kerja yang wajib menyelenggarakan kesehatan kerja adalah tempat kerja yang mempunyai karyawan paling sedikit 10 (sepuluh) orang.


Pengertian Keselamatan.
Keselamatan merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia keselamatan adalah perihal (keadaan) selamat, kesejahteraan, kebahagiaan dan sebagainya. Jadi Keselamatan dan kesehatan kerja adalah pengawasan terhadap orang, mesin, material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar supaya pekerja tidak mengalami cidera.
Pekerja atau tenaga kerja menurut UU No. 14 Tahun 1969 adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasil barang dan/atau jasa baik untuk memnuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.


Perlindungan bagi tenaga kerja meliputi :
Norma keselamatan kerja;
Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan;
Norma kerja;
Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan
kerja.
Yang dimaksud dengan norma ialah "standard" ukuran tertentu yang harus dijadikan pegangan pokok.
Norma keselamatan kerja meliputi : keselamatan kerja yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, keadaan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan meliputi: pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara dan syarat kerja yang memenuhi syarat hygiene perusahaan dan kesehatan kerja untuk pencegahan penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan maupun penyakit umum serta menetapkan syarat kesehatan bagi perumahan untuk tenaga kerja.
Norma kerja meliputi: perlindungan terhadap tenaga kerja yang bertalian dengan waktu kerja, sistim pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak dan orang muda, tempat kerja, perumahan, kebersihan, kesusilaan, ibadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing yang diakui Pemerintah, kewajiban sosial/kemasyrakatan dan sebagainya guna memelihara kegairahan dan moril kerja yang menjamin daya guna kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
Kepada tenaga kerja yang mendapat kecelakaan dan/atau menderita penyakit akibat pekerjaan berhak atas/ganti kerugian perawatan dan rehabilitasi. Dalam hal seorang tenaga kerja meninggal dunia akibat kecelakaan dan/atau penyakit akibat pekerjaan, ahli warisnya berhak menerima ganti kerugian.
Dasar – dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja :
Setiap pekerja berhak memperoleh jaminan atas keselamatan kerja agar
terhindar dari kecelakaan.
Setiap orang yang berada ditempat kerja harus dijamin keselamatannya.
Tempat kerja harus selalu dijamin dalam keadaan aman.
Pengertian Keamanan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia keadaan aman, ketentraman, menjaga (memelihara) ketertiban.
Keamanan Nasional : kemampuan suatu bangsa untuk melindungi nilai-nilai internalnya dari ancaman eksternal.
Keamanan perusahaan : melindungi fasilitas pengusaha dan peralatan yang ada dari akses-akses yang tidak syah serta untuk melindungi para karyawan ketika sedang bekerja atau melaksanakan penugasan pekerjaan.

Sejarah Perkembangan Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja.
Jaman Purbakala
Sejak jaman purba manusia bekerja telah mengenal kecelakaan dan dari pengalamannya kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang bagaimana agar kecelakaan tidak menimpa dirinya atau tidak terulang kembali.
Jaman Modern
Perrubahan besar yang terjadi setelah terjadi revolusi industry pada abad 18, dimana muncul bentuk maupun jenis kecelakaan yang sangat beragam.
Diantaranya kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan mesin, listrik, bahan bakar, nuklir, pemakaian bahan kimia dan sebagainya.
Sejarah Peraturan Keselamatan Kerja.
Tahun 1802 Penerapan UU tentang Perawatan Kesehatan dan Moral Pekerja.
Tahun 1833 Ditambah dengan adanya pengawasan dari Pemerintah.
Tahun 1844 Penambahan UU tentang kewajiban pengawasan mesin, penyediaan pengaman dan melaporkan terjadinya kecelakaan.
Di Indonesia :
Dimulai Tahun 1847 sejak dipakainya mesin-mesin industri oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Penanganannya oleh Dieust Van Het Stoomwezen. Tahun 1912 untuk kepentingan pendidikan pada bagian penyelidikan bahan diserahkan ke Sekolah Tinggi Teknik di Bandung.
Tahun 1905 Pemerintah mengeluarkan Staatsbad No. 521, yaitu peraturan Keselamatan kerja yang disebut dengan Veiligheidsreglement (VR)
Tahun 1910 diperbaruhi dengan Staatsbad No. 406 yang pengawasannya dilakukan oleh Dinas Stoomwezen.
Tahun 1925 Dienst Van Het Stoomwezen diganti dengan Dienst Van Het Veiligheidstozight (VT) atau Pengawasan Keselamatan Kerja.
Tahun 1930 Pemerintah mengeluarkan Stoomordonantie dan Stoom Verordening dengan Staanstbad no. 225 dan nomor 339.
Tahun 1931 Pengawasan bahan beracun ( Pabrik Cat, Accu, Percetakan dll )dengan Loodwit Ordonantie, staanstbad no. 509
Tahun 1932 & 1933 UU dan Peraturan Petasan staanstbad No. 143 dan 10
Tahun 1938 &1939 Pengawasan terhadap jalan rel kereta api loko dan gerbongnya yang digunakan sebagai alat pengangkutan diperusahaan pertanian, kehutanan, pertambangan dan sebagainya, selain dari jalan kereta api Perumka, yaitu melalui Industrieboan Ordonantie dan Industrieboan Verordenieng, Staatsblad Nomor 595 dab Nomor 29.
Tahun 1940 Pengawasan dilakukan oleh Dinas Pengawasan Keselamatan Kerja dan para pengusaha ditarik restribusi. Staanstbad no. 424 dan 425.
Kemudian muncul peraturan perundangan sebagai berikut :
UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Konvensi ILO tahun 1981 C
155 tentang Keselamatan dan Kesehatan

Upaya – Upaya Perlindungan
Tenaga Kerja.
Ruang lingkup yang merupakan ketentuan pokok dibidang K3 adalah :

Keselamatan
kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Ketentuan
yang berlaku ditempat kerja adalah :

dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan
kecelakaan atau peledakan;
dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau
disimpan atau bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit,
beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
dikerjakan
pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan,
saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana
dilakukan pekerjaan persiapan.
dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan
lapangan kesehatan;
dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau minieral lainnya, baik
di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui
terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
dikerjakan
bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun
atau gudang;
dilakukan
penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan;
dilakukan
pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau
terpelanting;
dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;
terdapat
atau menyebar suhu, kelembaban, suhu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;

dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau
telepon;
dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis;
dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air;
diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya yang
memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.


Prosedur Kerja

Bekerja adalah melakukan suatu pekerjaan baik secara bersama-sama atau sendiri dalam suatu wadah yang disebut dengan organisasi atau pabrik/perusahaan.
Tentunya para pekerja dalam melakukan pekerjaan itu aman dan tertib sesuai dengan harapan dari pekerja juga perusahaan itu sendiri.
Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan Prosedur Kerja yang aman dan tertib.
Prosedur kerja yang aman dan tertib dapat dilakukan dengan :
Menetapkan standar K3
Menetapkan tata tertib yang harus dipatuhi.
Menetapkan peraturan-peraturan.

Dalam menentukan standar K3 harus disesuiakan dengan keadaan dan kebutuhan atau kapasitas yang ada di perusahaan tersebut tetapi tetap harus mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional.

Penetapan tata tertib erat kaitannya dengan peraturan – peraturan yang berlaku di perusahaan yang biasanya dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan oleh pekerja. Dengan adanya tata tertib dan peraturan yang dibuat diharapkan para pegawai mentaatinya, sehingga timbul sikap disiplin dan tanggung jawab dalam bekerja.



Prosedur Pencegahan Gangguan K3

Prosedur Pencegahan Gangguan K3 bertujuan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akikbat kerja di tempat kerja dan menjamin ;
Bahwa setiap tenaga kerja dan orang lainnya ditempat kerja dalam keadaan selamat dan sehat.
Bahwa setiap sumber produksi dipergunakan secara aman dan efisien.
Bahwa proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
Kondisi diatas dapat tercapai bila kecelakaan termasuk kebakaran, peledakkan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi secara terpadu.

Langkah – langkah pencegahan yang dapat ditempuh untuk menaggulangi kecelakaan kerja antara lain :
Menurut ILO (Intenarnational Labour Organization ).
Peraturan Perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan yang memberikan ketentuan dan persyaratan K3 yang selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi (Up to date); penerapan ketentuan dan persyaratan dalam peraturan perundang-undangan diberlakukan sejak tahap rekayasa; Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 langsung ditempat kerja.

Standarisasi
Baik buruknya K3 ditempat kerja diketahui melalui pemenuhan standar K3.

Inspeksi

Dilakukan kegiatan dalam rangka pemeriksaan dan pengujian terhadap tempat kerja, mesin, alat dan instalasi, apakah masih memenuhi terhadap ketentuan dan persyaratan K3.

Riset.

Riset yang dapat dilakukan antara lain : Teknis, medis, psychologis, dan statistic untuk menunjang tingkat kemajuan di bidang K3 sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.


Pendidikan dan Latihan

Dipergunakan untuk meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya K3 disamping untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan K3.

Persuasi

Merupakan suatu cara pendekatan K3 secara pribadi tanpa menerapkan sangsi-sangsi.

Asuransi

Jaminan kesehatan dengan pembayaran premi yang semakin rendah bagi perusahaan yang memenuhi persyaratan K3 dan tingkat keparahan dan sering terjadinya kecelakaan yang kecil.

Penerapan K3 ditempat kerja



Konsep yang lain sering juga diterapkan dipeusahaan antara lain :

Penaturan Jam Kerja.

Jam kerja normal 40 jam perminggu. Untuk beban kerja 24 jam perhari perlu diatur dengan shift dan kerja lembur dan sewajarnya bila pekerja mendapatkan perlindungan khusus misalnya gaji ekstra, bonus dan sebagainya.


Daya Tahan Tubuh Pekerja.

Untuk mendukung daya tahan tubuh pekerja perlu diupayakan gizi, menu makanan yang baik, gerak badan harus menjadi persyaratan pokok untuk menjaga agar badan dan pikiran menjadi efisien dan produktif.

Pemeriksaan Kesehatan.

Pemeriksaaan Kesehatan mutlak dilakukan untuk menentukan apakah pekerja serasi dengan pekerjaannya,baik secara fisik maupun mental.

Pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Pemeriksaan kesehatan secara berkala/berulang, yaitu untuk mengevaluasi apakah factor-faktor penyebabnya telah menimbulkan gangguan atau kelainan pada tubuh pekerja atau tidak.


Pendidikan tentang K3

Pendidikan K3 harus diberikan secara kontinyu agar tetap waspada dalam menjalankan pekerjaan.

Memberikan Informasi/Penerangan sebelum bekerja.
Penting dilakukan agar para kerja mengetahui, mentaati peraturan dan bersikap hati-hati.

Pakaian pelindung.

Menggunakan pakaian pelindung saat melaksanakan pekerjaan yang berbahaya terhadap tubuh. Misalnya memakai masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, pakaian khusus dll.

Isolasi.

Mengisolasi pekerjaan yang membahayakan. Misalnya mesin yang bising, pencampuran bahan kimia, dll.

Ventilasi setempat

Memberikan alat untuk menghisap udara ditempat tertentu agar bahan dari suatu tempat bisa dialirkan keluar.

Ventilasi Umum.

Mengalirkan udara keluar agar kadar dari bahan yang berbahaya bisa lebih rendah dari Nilai Ambang Batas (NAB)

Substitusi

Mengganti bahan berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya.


Pencegahan terjadinya kecelakaan merupakan langkah yang efektif.

Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu :
Perilaku yang tidak aman, antara lain :
sembrono dan tidak hati – hati tidak mematuhi peraturan tidak mengikuti standar prosedur kerja.
tidak memakai alat pelindung diri kondisi badan yang lemah



Kondisi lingkungan yang tidak aman

Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam) , selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak aman.

Jenis kecelakaan dan bidang industry :


Manufaktur (termasuk elektronik, produksi metal dan lain-lain)
1. terjepit, terlindas
2. teriris, terpotong
3. jatuh terpeleset
4. tindakan yg tidak benar
5. tertabrak
6. berkontak dengan bahan yang berbahaya
7. terjatuh, terguling
8. kejatuhan barang dari atas
9. terkena benturan keras
10. terkena barang yang runtuh, roboh

Elektronik (manufaktur)
1. teriris, terpotong
2. terlindas, tertabrak
3. berkontak dengan bahan kimia
4. kebocoran gas
5.Menurunnya daya pendengaran, daya penglihatan

Produksi metal (manufaktur)
1. terjepit, terlindas
2. tertusuk, terpotong, tergores
3. jatuh terpeleset

Petrokimia(minyak dan produksi batu bara, produksi karet, produksi karet, produksi plastik)
1. terjepit, terlindas
2. teriris, terpotong, tergores
3. jatuh terpeleset
4. tindakan yang tidak benar
5. tertabrak
6. terkena benturan keras

Konstruksi
1. jatuh terpeleset
2. kejatuhan barang dari atas
3. terinjak
4. terkena barang yang runtuh, roboh
5. berkontak dengan suhu panas, suhu dingin
6. terjatuh, terguling
7. terjepit, terlindas
8. tertabrak
9. tindakan yang tidak benar
10. terkena benturan keras

Produksi alat transportasi bidang reparasi

1. terjepit, terlindas
2. tertusuk, terpotong, tergores
3. terkena ledakan

Spread Sheet

Microsoft Excel merupakan aplikasi yang berorientasi pada pengolahan angka. Excel mampu mengolah angka untuk fungsi matematika, fungsi statistika, fungsi keuangan, dan fungsi logika. Bahkan, penghitungan gaji karyawan, baik dengan neraca maupun laporan keuangan, dapat dilakukan dengan Microsoft Excel
Microsoft Excel yang dikembangkan oleh Microsoft Corporation telah banyak digunakan baik oleh
 perorangan maupun perusahaan. Kemampuannya yang secara cepat dan tepat dalam membantu pekerjaan sudah tidak diragukan lagi. Fasilitas dalam microsoft Excel ini terus bertambah dan memberi kemudahan dari versi ke versi. Selain aplikasi pengolahan angka dengan Excel terdapat juga aplikasi sejenis seperti : Lotus for Windows, SuperCalc, dan Q-Pro.


Perangkat Lunak Lembar Kerja (Worksheet) Beserta Fungsi Ikon dan Menu

Perangkat Lunak Sistem Operasi dengan Program Aplikasi Pengolah Angka

Sistem Operasi merupakan program awal sebelum program aplikasi lain dapat ditempatkan (install)
 dalam suatu komputer. Sistem operasi yang baik adalah sistem operasi yang mampu menyesuaikan hardware dan mampu menjalankan program aplikasi apapun.

Perangkat Lunak dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu:

1.Sistem Operasi (Operating System) merupakan perangkat lunak yang mengatur perangkat keras, perangkat lunak, dan pengguna komputer agar dapat bekerja dengan baik.

2.Program Aplikasi (Aplication Programs) merupakan software yang dirancang khusus untuk kebutuhan-kebutuhan dan pekerjaan tertentu, misalnya untuk mengolah kata, angka, dan database.

3.Bahasa Pemrograman (Programming Language) adalah software yang digunakan dan berfungsi untuk membuat suatu aplikasi dengan menggunakan bahasa-bahasa dengan aturan atau prosedur tertentu.

4.Program Bantu (Utility) adalah software yang berfungsi sebagai aplikasi pembantu dan perawatan dalam kegiatan yang berhubungan dengan perangkat lunak dan perangkat keras komputer, misalnya memformat disket, mengkopi data, mengompres file, dan lailn-lain.


Berdasarkan pengelompokan tersebut dapat dilihat suatu perbedaan antara sistem operasi dan perangkat lunak khususnya perangkat pengolah angka.

Berikut tabel perbedaan sistem operasi dengan aplikasi pengolah angka.

Perbedaan sistem operasi dan aplikasi pengolah angka.



Sistem OpSistem Operasierasi
Pengolah Angka
Sebagai program awal agar komputer dapat berfungsi dengan baik
1. Bukan sebagai program awal dari suatu komputer
Landasan bagi program aplikasi lain
Bukan sebagai landasan program aplikasi yang lain
Bekerja dengan mengendalikan software dan hardware
Bekerja untuk keperluan aplikasi pengolah angka itu sendiri
Orientasi kerja pada manajemen software, hardware, dan file
Orientasi kerja pada pengolahan angka



B. Kegunaan Program Pengolah Angka

Perangkat lunak pengolah angka adalah buku kerja elektronik yang terdiri dari beberapa lembar kerja (sheet) yang berorientasi pada pengolahan data angka. Selain dapat mengolah angka, aplikasi ini mampu bekerja sebagai database (pengolah data).

Proses atau kegiatan yang dapat dilakukan oleh Microsoft Excel antara lain sbb:

1.Perhitungan dengan rumus sederhana,
2.Perhitungan dengan rumus yang kompleks,
3.Perhitungan statistika,
4.Perhitungan keuangan (finansial)
5.Pengolah angka menjadi grafik,
6.Pengolah database

Pengaktifan Program Microsoft Excel
Untuk pengaktifan Microsoft Excel sama dengan pengaktifan program Microsoft yang lainnya. Yaitu melalui menu Start – All Program – Microsoft Office – Microsoft Excel
Menyimpan Dokumen
Lembar kerja yang telah selesai dapat disimpan dalam media simpan yaitu disket, hard disk, atau USB Flashdisk.
Menutup Microsoft Excel
Sebelum anda mematikan komputer, semua program aplikasi Windows harus ditutup. Untuk menutup program dapat digunakan dua alternatif, yaitu dengan klik menu pada menu box atau klik menu File–Exit. Selain itu juga dapat ditempuh dengan menekan tombol Alt+F4.

Bela Negara (PKN)

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat National Guard.
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional.
Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personel militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan negara.
Pengertian bela negara di Indonesia
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang[1].
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.[2] Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Unsur Dasar Bela Negara
Cinta Tanah Air
Kesadaran Berbangsa & bernegara
Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
Rela berkorban untuk bangsa & negara
Memiliki kemampuan awal bela negara
Contoh-Contoh Bela Negara :
Melestarikan budaya
Belajar dengan rajin bagi para pelajar
Taat akan hukum dan aturan-aturan negara
Dll.
Dasar hukum
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :
Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.
Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Undang-Undang No.56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih

Haji (PAI)

Haji (Bahasa Arab: حج‎; transliterasi: Hajj) adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, salat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Zulhijah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 Zulhijah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.
Definisi
Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. [1] Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain. [2]
Latar belakang ibadah haji
Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul. [2] Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.
Jenis ibadah haji
Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.
Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Di antara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.[3][1]
Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.[1]
Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.
Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.
Kegiatan ibadah haji
Seorang haji di masa Hindia Belanda (litografi berdasarkan gambar oleh Auguste van Pers, 1854)
Berikut adalah kegiatan utama dalam ibadah haji berdasarkan urutan waktu:
Sebelum 8 Zulhijah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.
8 Zulhijah, jamaah haji bermalam di Mina. Pada pagi 8 Zulhijah, semua umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Jamaah kemudian berangkat menuju Mina, sehingga malam harinya semua jamaah haji harus bermalam di Mina.
9 Zulhijah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan bermalam Muzdalifah.
10 Zulhijah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan (Ula dan Wustha).
11 Zulhijah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
12 Zulhijah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada' (thawaf perpisahan).
Lokasi utama dalam ibadah haji
Makkah Al Mukaromah
Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.
Arafah
Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yiatu tempat wukuf dilaksanakan, yakni pada tanggal 9 Zulhijah tiap tahunnya. Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai.
Muzdalifah
Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukan Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah jumrah di Mina.
Rute yang dilalui oleh jamaah dalam ibadah haji
Mina
Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Dimasing-maising tempat itu berdiri tugu yang digunakan untuk pelaksanaan: Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk menginap satu malam.
Madinah
Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km (450 km melalui transportasi darat) utara Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi. Lihat foto-foto keadaan dan kegiatan dalam masjid ini.
Haji Arbain
Haji Arbain (bahasa Arab: اربعين arba'in, artinya "empat puluh") adalah ibadah haji yang disertai dengan salat fardhu sebanyak 40 kali di Masjid An-Nabawi Madinah tanpa terputus. Ibadah ini seringkali dikerjakan oleh jamaah haji dari Indonesia. Dalam pelaksanaannya, mereka setidak-tidaknya tinggal di Madinah saat haji selama 8 atau 9 hari, dan dengan perhitungan sehari akan salat wajib sebanyak 5 kali dan selama 8 atau 9 hari maka akan tercukupi jumlah 40 kali salat wajib tanpa terputus.
Tempat bersejarah
Berikut ini adalah tempat-tempat bersejarah, yang meskipun bukan rukun haji, namum biasa dikunjungi oleh para jemaah haji atau peziarah lainnya[4]:
Jabal Nur dan Gua Hira
Jabal Nur terletak kurang lebih 6 km di sebelah utara Masjidil Haram. Di puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Di gua inilah Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.
Jabal Tsur
Jabal Tsur terletak kurang lebih 6 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Untuk mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama 1.5 jam. Di gunung inilah Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar As-Siddiq bersembunyi dari kepungan orang Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.
Bagian dari serial dalam keyakinan Islam:
Aqidah

Rukun Islam (Sunni)
Syahādah - Pernyataan keyakinan
Ṣalāt - Sembahyang
Zakāh - Membayar sedekah wajib
Ṣaum - Berpuasa selama bulan Ramadan
Haji - Melakukan serangkaian ibadah di Mekkah
Rukun Iman (Sunni)
Allāh - Tawhīd
Malaikat - Keberadaan dan tugasnya
Kitab Allāh - Shuhuf dan kitab
Nabi dan Rasul - Syariat agama
Hari Akhir - Hari Pembalasan
Qada dan Qadar - Ketentuan dan takdir
Lainnya
Eskatologi Islam.
Kotak ini: lihat • bicara • sunting
Jabal Rahmah
Yaitu tempat bertemunya Nabi Adam as dan Hawa setelah keduanya terpisah saat turun dari surga. Peristiwa pentingnya adalah tempat turunnya wahyu yang terakhir pada Nabi Muhammad saw, yaitu surat Al-Maidah ayat 3.
Jabal Uhud
Letaknya kurang lebih 5 km dari pusat kota Madinah. Di bukit inilah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekah. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Kecintaan Rasulullah saw pada para syuhada Uhud, membuat beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.
Makam Baqi'
Baqi' adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi', letaknya di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Di sinilah makam Utsman bin Affan ra, para istri Nabi, putra dan putrinya, dan para sahabat dimakamkan. Ada banyak perbedaan makam seperti di tanah suci ini dengan makam yang ada di Indonesia, terutama dalam hal peletakan batu nisan.
Masjid Qiblatain
Pada masa permulaan Islam, kaum muslimin melakukan salat dengan menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina. Pada tahun ke-2 H bulan Rajab pada saat Nabi Muhammad saw melakukan salat Zuhur di masjid ini, tiba-tiba turun wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan agar kiblat salat diubah ke arah Kabah Masjidil Haram, Mekah. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua.
Embarkasi haji di Indonesia
Embarkasi haji di Indonesia dibagi dalam 12 kelompok:
Embarkasi Banda Aceh
Embarkasi Batam
Embarkasi Medan
Embarkasi Padang
Embarkasi Palembang
Embarkasi Jakarta
Embarkasi Lombok
Embarkasi Solo
Embarkasi Surabaya
Embarkasi Banjarmasin
Embarkasi Balikpapan
Embarkasi Makassar
Rekaman tragedi ibadah haji
Desember 1975: 200 jamaah tewas di dekat kota Makkah setelah sebuah pipa gas meledak dan membakar sepuluh tenda.
4 Desember 1979: 153 jamaah tewas dan 560 lainnya terluka setelah petugas keamanan Arab Saudi yang dibantu tentara Perancis mencoba membebaskan Masjidil Haram yang disandera sekelompok militan selama dua minggu.
31 Juli 1987: 402 jamaah tewas, 275 di antaranya dari Iran, setelah ribuan jamaah Iran yang melakukan demonstrasi mendapat perlawanan fisik dari keamanan Arab Saudi. Akibat dari insiden itu Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, yang akhirnya tidak mengirimkan jamaahnya ke Makkah hingga tahun 1991.
10 Juli 1989: satu jamaah tewas dan 16 terluka akibat penembakan di dalam Masjidil Haram. Akibatnya 16 orang Kuwait yang melakukan penyerangan dihukum tembak mati.
15 Juli 1989: lima jamaah asal Pakistan tewas dan 34 lainnya terluka akibat insiden penembakan oleh sekelompok orang bersenjata di perumahan mereka di Makkah.
2 Juli 1990: 1.426 jamaah tewas kebanyakan dari Asia akibat terperangkap di dalam terowongan Mina.
24 Mei 1994: 270 jamaah tewas akibat saling dorong dan injak di Mina.
7 Mei 1995: tiga jamaah tewas akibat kebakaran di Mina.
15 April 1997: 343 jamaah tewas dan 1.500 lainnya terluka karena kehabisan napas karena terjebak di dalam kebakaran tenda di Mina.
9 April 1998: 118 jamaah tewas karena berdesak–desakkan saat pelaksanaan lontar jumroh.
5 Maret 2001: 35 jamaah tewas serta puluhan lainnya luka – luka karena berdesak – desakan di Jammarat.
11 Februari 2003: 14 jamaah tewas di Jumrotul Mina – enam di antaranya wanita.
1 Februari 2004: Sebanyak 251 jamaah tewas selama pelaksanaan lontar jumrah.
23 Januari 2005: 29 jamaah tewas akibat banjir terburuk dalam 20 tahun terakhir di Madinah.
5 Januari 2006: Sebanyak 76 tewas akibat runtuhnya sebuah penginapan al-Rayahin di jalan Gaza, sekitar 200 meter sebelah barat Masjidil Haram.
12 Jan 2006: Sedikitnya 345 jamaah tewas di Jammarat selama pelaksanaan lontar jumrah. Insiden ini terjadi pada pukul 15.30 waktu setempat usai salat Zuhur, setelah jutaan jamaah saling berdesak–desakkan di pintu masuk sebelah utara lantai dua Jammarat.
Trivia
Istilah Haji pada zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Jawa, bermakna "raja bawahan". Dalam kesusastraan Jawa Baru, istilah Haji atau Aji masih tetap bermakna "raja".
Adapun bahasa Jawa untuk Hajj (rukun Islam) adalah Kaji.
Ritual haji, rukun Islam yang kelima.

Penulisan Menurut EYD (Bahasa Indonesia)

Penulisan Kata Yang Benar Menurut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
Penulisan kata
Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola [1].
Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).
Gabungan kata atau kata majemuk
Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.
Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya.
Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai.
Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.
Kata depan atau preposisi (di [1], ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya.
Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.
Partikel
Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.
Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.
Singkatan dan akronim. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan singkatan dan akronim.
Angka dan bilangan. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan tanggal dan angka.
Kata turunan
Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada di bagian sebelumnya. Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan tersebut.
 Jenis imbuhan
Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan -nya
Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.
ber-an
di-kan dan di-i
diper-kan dan diper-i
ke-an dan ke-i
me-kan dan me-i
memper-kan dan memper-i
pe-an
per-an
se-an
ter-kan dan ter-i
Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
Sisipan: in,em, el, dan er-Awalan me
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.
Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:
Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.
Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.
Aturan khusus
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:
ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)

Gerund (Bahasa Inggris)

In Latin and English grammar, the gerund is a non-finite verb form used to make a verb phrase that can serve in place of a noun phrase. The English gerund ends in -ing (as in I enjoy playing football); the same verb form also serves as the English present participle (which has an adjectival or adverbial function), and as a verbal noun.
The Latin gerund (gerundium) is a verb form which behaves similarly to a noun, although it can only appear in certain oblique cases. (It should not be confused with the Latin gerundive, which is similar in form, but has a passive adjectival use.)
In relation to other languages, the term gerund may be applied to a form which has noun-like uses like the Latin and English gerunds, or in some cases to various other non-finite verb forms, such as verbal adverbs (also called adverbial participles).
Gerund comes from the Latin gerundium, which itself derives from the gerundive of the Latin verb gero, namely gerundus, meaning "to be carried out".
Contents
1 Gerunds in various languages
2 Gerunds in English
2.1 Double nature of the gerund
2.2 Verb patterns with the gerund
2.2.1 Verbs followed by a gerund or a to-infinitive
2.2.1.1 With little change in meaning
2.2.1.2 With a change in meaning
2.2.2 Gerunds preceded by a genitive
2.3 Gerunds and present participles
2.4 English gerund-like words in other languages
3 In popular culture
4 See also
5 References
Gerunds in various languages
Meanings of the term gerund as used in relation to various languages are listed below.
As applied to English, it refers to the use of a verb (in its -ing form) as a noun (for example, the verb "learning" in the sentence "Learning is an easy process for some").[1]
As applied to French, it refers either to the adverbial participle—also called the gerundive—or to the present adjectival participle.
As applied to Latin, its form is based on the participle ending, similarly to English. The –ns ending is replaced with -ndus, and the preceding ā or ē is shortened. However, the gerund is only ever seen in the accusative form ("ndum"), genitive form ("ndi"), dative form ("ndo") or ablative form ("ndo") (see Latin conjugation.) If the gerund is needed in the nominative form, the present infinitive is used instead.
As applied to Macedonian, it refers to the verb noun formed by adding the suffix -ње (-nje) to the verb form, like in јаде (jade, he eats) — јадење (jadenje, eating).
As applied to Japanese, it designates verb and verbals adjective forms in dictionary form paired with the referral particle no, which turns the verbal into a concept or property noun, or also can refer to the -te form of a verb.
As applied to Portuguese, it refers to an adverbial participle (a verbal adverb), called gerúndio.
As applied to Romanian, it refers to an adverbial participle (a verbal adverb), called the gerunziu, formed by appending -ând or -ind, to the verb stem, like in cântând/fugind".
As applied to Spanish, it refers to an adverbial participle (a verbal adverb), called in Spanish the gerundio.
As applied to Turkish, it refers to the Turkish verbal nouns formed by appending -ma or -me, depending on vowel harmony, to the verb stem, like in "Sana sormamın bir mahsuru var mı?" ("Do you mind my asking you?" - not to confuse with the negational -ma postfix.) The Turkish gerund is rather similar in meaning and use to the English gerund.
As applied to Arabic, it refers to the verb's action noun, known as the masdar form (Arabic: المصدر). This form ends in a tanwin and is generally the equivalent of the -ing ending in English.
As applied to Hebrew, it refers either to the verb's action noun, or to the part of the infinitive following the infinitival prefix (also called the infinitival construct).
As applied to West Frisian, it refers to one of two verb forms frequently referred to as infinitives, this one ending in -n. It shows up in nominalizations and is selected by perception verbs.
In other languages, it may refer to almost any non-finite verb form; however, it most often refers to an action noun, by analogy with its use as applied to English or Latin.
Gerunds in English
In English, the gerund is identical in form to the present participle (ending in -ing) and can behave as a verb within a clause (so that it may be modified by an adverb or have an object), but the clause as a whole (sometimes consisting of only one word, the gerund itself) acts as a noun within the larger sentence. For example: Eating this cake is easy.
In "Eating this cake is easy," "eating this cake," although traditionally known as a phrase, is referred to as a non-finite clause in modern linguistics. "Eating" is the verb in the clause, while "this cake" is the object of the verb. "Eating this cake" acts as a noun phrase within the sentence as a whole, though; the subject of the sentence is the non-finite clause, specifically eating.
Other examples of the gerund:
I like swimming. (direct object)
Swimming is fun. (subject)
I never gave swimming all that much effort. (indirect object)
Gerund clauses:
She is considering having a holiday.
Do you feel like going out?
I can't help falling in love with you.
I can't stand not seeing you.
Not all nouns that are identical in form to the present participle are gerunds.[2] The formal distinction is that a gerund is a verbal noun – a noun derived from a verb that retains verb characteristics, that functions simultaneously as a noun and a verb, while other nouns in the form of the present participle (ending in -ing) are deverbal nouns, which function as common nouns, not as verbs at all. Compare:
I like fencing. (gerund, an activity, could be replaced with "to fence")
The white fencing adds to the character of the neighborhood. (deverbal, could be replaced with an object such as "bench")
Double nature of the gerund
As the result of its origin and development, the gerund has nominal and verbal properties. The nominal characteristics of the gerund are as follows:
The gerund can perform the function of subject, object and predicative:
Smoking endangers your health. (subject)
I like making people happy. (object)
The gerund can be preceded by a preposition:
I'm tired of arguing.
Like a noun the gerund can be modified by a noun in the possessive case, a possessive adjective, or an adjective:
I wonder at John's keeping calm.
Is there any objection to my seeing her?
Brisk walking relieves stress.
The verbal characteristics of the gerund include the following:
The gerund of transitive verbs can take a direct object:
I've made good progress in speaking Basque.
The gerund can be modified by an adverb:
Breathing deeply helps you to calm down.
The gerund has the distinctions of aspect and voice.
Having read the book once before makes me more prepared.
Being deceived can make someone feel angry.
Verb patterns with the gerund
Verbs that are often followed by a gerund include admit, adore, anticipate, appreciate, avoid, carry on, consider, contemplate, delay, deny, describe, detest, dislike, enjoy, escape, fancy, feel, finish, give, hear, imagine, include, justify, listen to, mention, mind, miss, notice, observe, perceive, postpone, practice, quit, recall, report, resent, resume, risk, see, sense, sleep, stop, suggest, tolerate and watch. Additionally, prepositions are often followed by a gerund.
For example:
I will never quit smoking.
We postponed making any decision.
After two years of analyzing, we finally made a decision.
We heard whispering.
They denied having avoided me.
He talked me into coming to the party.
They frightened her out of voicing her opinion.
Verbs followed by a gerund or a to-infinitive
With little change in meaning
advise, recommend and forbid:
These are followed by a to-infinitive when there is an object as well, but by a gerund otherwise.
The police advised us not to enter the building, for a murder had occurred. (Us is the object of advised.)
The police advised against our entering the building. (Our is used for the gerund entering.)
consider, contemplate and recommend:
These verbs are followed by a to-infinitive only in the passive or with an object pronoun.
People consider her to be the best. – She is considered to be the best.
I am considering sleeping over, if you do not mind.
begin, continue, start; hate, like, love, prefer
With would, the verbs hate, like, love, and prefer are usually followed by the to-infinitive.
I would like to work there. (more usual than working)
When talking about sports, there is usually a difference in meaning between the infinitive and gerund (see the next section).
With a change in meaning
like, love, prefer
In some contexts, following these verbs with a to-infinitive when the subject of the first verb is the subject of the second verb provides more clarity than a gerund.
I like to box. (I enjoy doing it myself.)
I like boxing. (Either I enjoy watching it, I enjoy doing it myself, or the idea of boxing is otherwise appealing.)
I do not like gambling, but I do like to gamble."
dread, hate and cannot bear:
These verbs are followed by a to-infinitive when talking subjunctively (often when using to think), but by a gerund when talking about general dislikes.
I dread / hate to think what she will do.
I dread / hate seeing him.
I cannot bear to see you suffer like this. (You are suffering now.)
I cannot bear being pushed around in crowds. (I never like that.)
forget and remember:
When these have meanings that are used to talk about the future from the given time, the to-infinitive is used, but when looking back in time, the gerund.
She forgot to tell me her plans. (She did not tell me, although she should have.)
She forgot telling me her plans. (She told me, but then forgot having done so.)
I remembered to go to work. (I remembered that I needed to go to work.)
I remembered going to work. (I remembered that I went to work.)
go on:
After winning the semi-finals, he went on to play in the finals. (He completed the semi-finals and later played in the finals.)
He went on giggling, not having noticed the teacher enter. (He continued doing so.)
mean:
I did not mean to scare you off. (I did not intend to scare you off.)
Taking a new job in the city meant leaving behind her familiar surroundings. (If she took the job, she would have to leave behind her familiar surroundings.)
regret:
We regret to inform you that you have failed your exam. (polite or formal form of apology)
I very much regret saying what I said. (I wish that I had not said that.)
try:
When a to-infinitive is used, the subject is shown to make an effort at something, attempt or endeavor to do something. If a gerund is used, the subject is shown to attempt to do something in testing to see what might happen.
Please try to remember to post my letter.
I have tried being stern, but to no avail.
stop, quit:
When the infinitive is used after 'stop' or 'quit', it means that the subject stops one activity and starts the activity indicated by the infinitive. If the gerund is used, it means that the subject stops the activity indicated by the gerund.
She stopped to smell the flowers.
She stopped smelling the flowers.
Or more concisely:
She stopped walking to smell the flowers.
He quit working there to travel abroad.
Gerunds preceded by a genitive
Because of its noun properties, the genitive (possessive) case is preferred for a noun or pronoun preceding a gerund, which is functioning as the subject of the gerund's verbal element.
We enjoyed their [genitive] singing.
This use is preferred in formal writing or speaking. In casual speech, the objective case is sometimes used in place of the possessive:
I do not see it making any difference. (I do not see its making any difference is correct.)
Using the possessive case with the gerund is applicable in all situations. For instance:
He affected my going there.
He affected your going there.
He affected his/her/its going there.
He affected our going there.
He affected their going there.
He affected Mary's going there.
The verbal action of the gerund belongs, in effect, to the subject practising it; thus, the possessive is required to clearly demonstrate that relationship.
In some situations, either the possessive or the nominative case may be logical, but with slightly different meanings; but when the nominative case is used the verbal element is a participle, not a gerund:
The teacher's shouting startled the student. (Shouting is a gerund, and teacher's is a possessive noun indicating whose shouting is being talked about; but shouting is the subject of the sentence.)
The teacher shouting startled the student. (Shouting is a participle describing the teacher. This sentence means The teacher who was shouting startled the student. In this sentence, the subject is the teacher herself. A clearer way to write this sentence might be The teacher, shouting, startled the student.)
Either of these sentences means that the student was startled because the teacher was shouting, but the first places greater emphasis on the shouting by making it the subject of the sentence, while the second places greater emphasis on the teacher and is not using a gerund.
Despite such examples of a similar construction that uses a participle instead of a gerund, using a noun or pronoun in anything except the possessive case as the subject of a gerund (He affected me going there) is incorrect in formal writing.
However, the usual accusative is a less formal alternant. In a few situations, the genitive becomes redundant. For instance,
He objected to the girl being appointed the President. (Alternatively, He objected to the girl's being appointed the President.)
We were delighted at Paul being awarded the prize.
There is no chance of the snow falling. (Not, There is no chance of the snow's falling.)
Gerunds and present participles
Insofar as there is a distinction between gerunds and present participles, it is generally fairly clear which is which. The subject or object of a preposition is a gerund. If, on the other hand, the word modifies a noun attributively or absolutely, it is a participle. The main source of confusion is when the word follows a verb, in which case it may be a predicate adjective and hence a participle, or a direct object or predicate nominative and hence a gerund. In this case, a few transformations can help distinguish the cases. In the table that follows, ungrammatical sentences are marked with asterisks, per common linguistic practice; it should be noted that the transformations all produce grammatical sentences with similar meanings when applied to sentences with gerunds but either ungrammatical sentences, or sentences with completely different meanings, when applied to sentences with participles.
Transformation Gerund use Participle use
(none)
John suggested asking Bill.
John kept asking Bill.
Passivization
Asking Bill was suggested.
*Asking Bill was kept.
Pronominal substitution
John suggested it.
*John kept it.
Use as a noun
John suggested the asking of Bill.
*John kept the asking of Bill.
Replacement with a finite clause
John suggested that Bill be asked.
*John kept that Bill be asked.
Use with an objective or possessive subject
John suggested our asking Bill.
*John kept his asking Bill.
Clefting
Asking Bill is what John suggested.
*Asking Bill is what John kept.
Left dislocation
Asking Bill John suggested.
*Asking Bill John kept.
None of these transformations is a perfect test, however.
English gerund-like words in other languages
English words ending in -ing are often transformed into pseudo-anglicisms in other languages, where their use is somewhat different from in English itself. In many of these cases, the loanword has functionally become a noun rather than a gerund. For instance, camping is a campsite in Bulgarian, Dutch, French, Greek, Italian, Portuguese, Romanian, Russian, and Spanish; in Bulgarian, Dutch, French, Polish, Russian, and Spanish parking is a car park; lifting is a facelift in Bulgarian, French, German, Italian, Polish, Romanian, Hebrew, and Spanish. The French word for shampoo is (le) shampooing.
In popular culture
In the Molesworth books by Geoffrey Willans and Ronald Searle, Searle included a series of cartoons on the "private life of the gerund",[3] intended to parody the linguistic snobbery of Latin teachers' striving after strict grammatical correctness and the difficulty experienced by students in comprehending the construction.
Owen Johnson's "Lawrenceville Stories" feature a Latin teacher who constantly demands that his students determine whether a given word is a gerund or a gerundive.
In an episode of Dan Vs., "The Ninja", after Dan's milk carton exploded from the ninja's shuriken, a teenager said to Dan "Drinking problem much?" and Dan complained that the sentence had no verb, just a gerund.

Aksara Sunda (Bahasa Sunda)

Aksara Sunda (ᮃᮊ᮪ᮞᮛ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ) nujul ka hiji sistim ortografi hasil karya masarakat Sunda nu ngawengku aksara jeung sistim kaaksaraan pikeun nuliskeun basa Sunda. Aksara Sunda ngarujuk ka aksara Sunda Kuna nu kungsi dipaké sahanteuna ti abad ka-14 nepi ka abad ka-18.

Sajarah Salian ti aksara Sunda Kuna, kaadaban Sunda ogé kungsi wanoh jeung sababaraha sistim aksara lianna, di antarana
Sacara resmi, pamaréntah Jawa Kulon ngaliwatan Perda taun 2003 geus ngarojong aksara Sunda pikeun pakéeun sapopoé. [1]

Komputerisasi

Komputerisasi aksara Sunda nalika medarna publikasi resmi ngeunaan aksara Sunda ti Pamaréntah Jawa Kulon. Conto mimiti nyaéta "Aksara Pakuan" dina wanda OTF[2].
Salian ti éta, dina bulan Januari 2006, proposal pikeun ngodekeun Aksara Sunda dina format Unicode geus dikirimkeun ka konsorsium Unicode [3]. Prosés ieu bakal jalan dua taun lilana. Diharepkeun dina taun 2008, aksara Sunda geus asup kana susunan Unicode versi 5.0.

Susunan Aksara Sunda

Aksara Sunda diwangun ku sababaraha komponén, diantarana:
  • aksara ngalagena
  • vokal mandiri
  • aksara swara
  • tanda baca
  • angka

Aksara Swara


Répréséntasi grafis
= a = é = i = o
= u = e = eu

Aksara Ngalagena


Répréséntasi grafis
= ka = ga = nga
= ca = ja = nya
= ta = da = na
= pa = ba = ma
= ya = ra = la
= wa = sa = ha
= fa = qa = va
= xa = za = kha
= sya

Rarangkén

Dumasar kana patempatanana, 14 rarangkén dibagi jadi:
  • rarangkén luhur = 5 rupa
  • rarangkén handap = 2 rupa
  • rarangkén sajajar = 6 rupa
a. Rarangkén luhur
°ᮤ panghulu, ngarobah sora aksara Ngalagena /a/ jadi /i/. Conto: = ka → ᮊᮤ = ki.
°ᮨ pamepet, ngarobah sora aksara Ngalagena /a/ jadi /e/. Conto: = ka → ᮊᮨ = ke.
°ᮩ paneuleung, ngarobah sora aksara Ngalagena /a/ jadi /eu/. Conto: = ka → ᮊᮩ = keu.
°ᮁ panglayar, nambahan sora /+r/ kana sora asalna. Conto: = ka → ᮊᮁ = kar.
°ᮀ panyecek, nambahan sora /+ng/ kana sora asalna. Conto: = ka → ᮊᮀ = kang.
b. Rarangkén handap
°ᮥ panyuku, ngarobah sora aksara Ngalagena /a/ jadi /u/. Conto: = ka → ᮊᮥ = ku.
°ᮢ panyakra, nyalusupkeun sora /+r/ kana sora asalna. Sora panungtung bisa dirobah ku rarangkén séjénna. Conto: = ka → ᮊᮢ = kra.
°ᮣ panyiku, nyalusupkeun sora /+l/ kana sora asalna. Sora panungtung bisa dirobah ku rarangkén séjénna. Conto: = ka → ᮊᮣ = kla.
c. Rarangkén sajajar
ᮦ° panéléng, modifies Ngalagena vowel /a/ jadi /é/. Conto: = ka → ᮊᮦ = ké.
°ᮧ panolong, ngarobah sora aksara Ngalagena /a/ jadi /o/. Conto: = ka → ᮊᮧ = ko.
°ᮡ pamingkal, nyalusupkeun sora /+y/ kana sora asalna. Sora panungtung bisa dirobah ku rarangkén séjénna. Conto: = ka → ᮊᮡ = kya.
°ᮂ pangwisad, nambahan sora /+h/ kana sora asalna. Conto: = ka → ᮊᮂ = kah.
°᮪ patén atawa pamaéh, ngaleungitkeun sora /a/ aksara Ngalagena. Conto: = ka → ᮊ᮪ = k.

Angka


Répréséntasi grafis
= 1 = 2 = 3
= 4 = 5 = 6
= 7 = 8 = 9
= 0

Dina tulisan, angka diwatesan ku tanda pipa ajeg | ... |.
Conto: |᮲᮰᮰᮸| = 2008
ar-rahmah
ᮓᮨᮕᮧᮊ᮪,|᮲᮵| ᮔᮧᮕᮦᮙ᮪ᮘᮨᮁ |᮲᮰᮰᮹| ᮞᮠᮘᮒ᮪ᮊᮥ ᮓᮤᮔ᮪ᮓ ᮏᮜᮔ᮪ ᮏᮕᮒᮤ |᮳| ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ

ᮃᮞ᮪ᮞᮜᮙᮥᮃᮜᮄᮊᮥᮙ᮪ ᮝ᮪ᮛ᮪.ᮝ᮪ᮘ᮪. ᮠᮜᮧ,ᮃᮕ ᮘᮦᮏ,ᮘᮄᮊ᮪ ᮃᮜᮥᮞ᮪ ᮝᮆ ᮕᮔ᮪? ᮊᮥᮛᮤᮀ ᮞᮁᮒ ᮊᮥᮜᮝᮁᮌ ᮊᮥᮛᮤᮀ ᮓᮤᮔ ᮊᮃᮚᮃᮔ᮪ ᮎᮌᮩᮁ ᮝᮜᮖᮤᮃᮒ᮪. ᮌᮙ᮪ᮕᮀ ᮙᮥᮓᮠᮔ᮪ ᮘᮦᮏ ᮃᮔ᮪ᮏᮩᮔ᮪ ᮇᮌᮦ ᮊᮝᮞ᮪ ᮆᮒ.ᮔᮇᮔ᮪ ᮓᮤ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ ᮠᮥᮏᮔ᮪ ᮒᮨᮛᮥᮞ᮪ ᮞᮕᮔ᮪ᮏᮀ ᮕᮧᮆ? ᮓᮤ ᮏᮊᮁᮒ ᮃᮙ᮪ᮕᮤᮁ ᮞᮘᮔ᮪ ᮕᮧᮆ ᮠᮥᮏᮔ᮪ ᮜᮧ.
ᮓᮤᮔ᮪, ᮘᮥᮜᮔ᮪ ᮠᮛᮩᮕ᮪ ᮕᮔ᮪ ᮌᮩᮞ᮪ ᮙᮤᮙᮤᮒᮤᮃᮔ᮪ ᮅᮏᮤᮃᮔ᮪ ᮞᮊᮧᮜ, ᮔᮇᮔ᮪ ᮙᮔᮦᮂ ᮌᮩᮞ᮪ ᮑᮤᮃᮕ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮓᮤᮛᮤ? ᮜᮙᮥᮔ᮪ ᮌᮩᮞ᮪ ᮘᮌᮥᮞᮣᮂ.ᮊᮥᮛᮤᮀ ᮠᮚᮀ ᮍᮨᮓᮜ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮙᮥᮌ ᮏᮥᮔᮥᮔ᮪ ᮈᮑ ᮓᮤᮔ᮪ᮓ.
ᮞᮊᮤᮒᮥ ᮒᮤᮠᮩᮜ ᮞᮥᮛᮒ᮪ ᮒᮤ ᮊᮥᮛᮤᮀ ᮄᮛᮠ ᮄᮛᮠ ᮅᮛᮀ ᮞᮙ᮪ᮘᮥᮀ ᮓᮩᮄ.ᮊᮥᮒᮥᮀᮌᮥ ᮘᮜᮨᮞᮔ᮪ ᮞᮥᮛᮒ᮪ ᮃᮔ᮪ᮏᮩᮔ᮪.
ᮝᮞ᮪ᮞᮜᮙᮥᮃᮜᮄᮊᮥᮙ᮪ ᮝ᮪ᮛ᮪.ᮝ᮪ᮘ᮪. ===
Ladrang-sunda.png
Aya hiji rupa sato leutik,
Éngkang-éngkang, éngkang-éngkang,
Sok luluncatan di cai,
Ari bangun arék sarupa jang lancah.